Jumat, 06 Januari 2012

Tugu Ayahanda Herman Sarens Tempat Mangkal PSK

TANGGAL 19 Desember 1947 adalah hari nahas bagi Letnan Soediro Wirjo Soehardjo, salah seorang putra bangsa yang tercatat sebagai pahlawan nasional. Pasalnya, pada hari itu, Kepala Logistik Yon IV Resimen X Brigade Guntur tersebut gugur di Panyusupan, Pa-marican, Ciamis, saat sedang berlangsung Agresi Militer I/Belanda.
Namun, meninggalnya Letnan Soediro Wirjo Soedardjo, menurut catatan sejarah, tidak menyurutkan perjuangan para tentara. Mereka tetap berjuang habis-habisan dengan senjata seadanya, sehingga serangan Belanda yang membabi buta berhasil dimentahkan.Sekian tahun kemudian, putra Letnan Anumerta Soedi- ro Wirjo Soehardjo itu, bernama Herman Sarens Sotidiro, mengikuti jejak ayahnya, menjadi seorang tentara. Kegigihan dan nama besar sang ayah, tak disangsikan lagi, bisa mengantarkan Herman Sarens ke posisi-posisi yang penting di TNI, hingga ia pensiun.Herman Sarens yang lahir di Pandeglang, 24 Mei 1930 itu menghabiskan masa kecilnya di Kota Banjar karena ibunya, ketika ayahnya masih ada, tinggal di Banjar.Setelah menduduki posisi penting dan berpangkat Brigadir Jenderal, menurut H. Yayat, ada hal yang dilakukan-Herman Sarens untuk mengenang sang ayah yang gugur dalam Agresi Militer I. Ia mendirikan tugu sang ayah di Banjar, tepatnya di Jalan Tentara Pelajar, dekat viaduct, 13 Mei 1998.
SEKARANG, tugu itu tentu masih ada. Jika kebetulan menuju Pangandaran dari Bandung pada siang hari, tugu tersebut bisa disaksikan dengan jelas, karena berada di jalan utama menuju Pangandaran. Pada siang hari, tugu yang berada di pertigaan dekat viaduct di jalur Banjar-Pang-andaran itu, bisa mengisyaratkan bahwa ayah Herman Sarens tersebut begitu gagah.Namun jika malam hari, tugu itu tidak akan bisa dilihat dengan jelas. Itu terjadi karena penerang yang dipasang Pemkot Banjar terkesan asal-asalan, sehingga suasananya menjadi muram, bahkan terkesan gelap."Karena muram dan gelap-lah, Tugu itu sekarang sering dimanfaatkan oleh para pekerja seks komersial (PSK) sebagai tempat mangkal, menunggu dijemput para hidung be-lang," kata Janidin, tukang becak yang biasa mangkal malam-malam di sekitar tugu.Menurut Dadang, pemuda setempat, selain para pekerja seks, di tugu itu pun sering terlihat waria. Mereka pada malam-malam duduk di bangku taman yang terbuat dari batu.
Apakah banyaknya PSK di tugu karena ada kaitannya dengan penginapan yang banyak berdiri di dekat tugu tersebut? Entahlah. Akan tetapi yang pasti, hal itu jangan dibiarkan. "Pemkot Banjar harusnya memasang lampu yang terang agar para PSK malu mangkal di tugu," kata Janidin. Jika tidak, kasihanlah Letnan Anumerta Soediro Wirjo Soehardjo, atau Herman Sarens yang saat ini sedang berurusan dengan eks kesatuannya. (Aam Permana S./TRT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar